RIYADLOH MALAM KAMIS 31 JANUARI 2024
PESANTREN MIFTAHUL HUDA MANONJAYA TASIKMALAYA
Oleh: KH. Sholeh Nasihin (Dewan Kiyai)
Shalat fardu lima waktu bisa disebut sebagai oleh-oleh atau hasil Rasulullah Saw saat isra mikrajnya dari langit, yaitu secara langsung Rasulullah di langit meneriman perintah shalat lima waktu dari Alloh Swt secara bertemu. Maka shalat seharusnya sampai ke langit, artinya shalat harus maqbul atau diterima oleh Alloh Swt.
Agar shalat maqbul atau diterima oleh Alloh Swt harus memenuhi salah satu syaratnya yaitu khusyu’, hal ini sebagaimana firman Alloh Swt di dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 2:
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِینَ هُمۡ فِی صَلَاتِهِمۡ خَـٰشِعُونَ
“Berbahagia sekali orang-orang mukmin yang senantiasa khusyu’ dalam shalat mereka”
Ada empat macam yang menjadi pendorong terhadap kekhusyuan seseorang ketika shalat, yaitu:
- Semangat (dalam bahasa arab, النشاط). Maka seyogyanya ketika kendak melaksanakan shalat harus semangat dan badan segar.
- Ketenangan hati dari kesibukan (فراغ القلب من الشواغل). Ketika melaksanakan shalat, hati harus tenang, jangan memikirkan kesibukan, mengosongkan pikiran dan fokus menghadap Alloh Swt. Artinya jangan ada hubungan dengan makhluq. Untuk hal ini, sebaiknya sebelum adzan berkumandang sudah berada di mesjid untuk menunggu shalat berjama’ah, agar lebih bersih hati dan badannya.
- Menghadirkan hati (حضور القل). Selama melaksanakan shalat hadirkan hati, artinya tidak ada pemikiran terhadap makhluq, dan hanya ada perasaan bahwa dirinya sedang menghadap Alloh Swt. Jangan sampai ketika shalat tidak fokus sehingga lupa jumlah raka’at atau lupa bacaan shalat. Shalat yang betul-betul dengan hati khusyu’ disebut Shalat Hakikat.
- Seluruh anggota badan merasakan kekhusyuan (خضوع بالأركان). Artinya, ketika shalat merasakan nikmatnya sujud, bahwa dirinya hina di hadapan Alloh Swt. Terasa nikmatnya ketika ruku’, merasakan pribadinya sedang menyembah Alloh Swt. Juga ketika menghadap kiblat merasakan bahwa pribadinya sedang menghadap Alloh Swt.
Dalam hadist Rasulullah Saw, disebutkan:
“Sesungguhnya Alloh Swt telah berfirman; bahwa shalat terbagi dua yaitu untuk Ku dan untuk hamba Ku. Yakni shalat adalah untuk Ku dan untuk hamba Ku adalah pemberian terhadap setiap permohonannya”.
إن اللهَ تعالى يقولُ : قسمتُ الصلاةَ بيني وبين عبدي نصفينِ، نصفُها لي ونصفُها لعبدي ولعبدي ما سألَ ، فإذا قالَ : { الحمدُ للهِ ربِّ العالمين } قالَ اللهُ : حمِدني عبدي ،
وإذا قالَ : { الرَّحمنِ الرَّحيمِ } قالَ اللهُ : أثنى عليَّ عبدي ،
وإذا قالَ : { مالكِ يومِ الدينِ } قال اللهُ عز وجل : مجّدني عبدي ، وفي روايةٍ فوَّضَ إليَّ عبدي ،
وإذا قالَ : { إياكَ نعبدُ وإياكَ نستعينُ } قال : فهذه الآيةُ بيني وبين عبدي نصفينِ ولعبدي ما سألَ ،
فإذا قالَ : { اهدنا الصراطَ المستقيمَ صراطَ الذين أنعمتَ عليهم غيرِ المغضوبِ عليهم ولا الضالينَ } قال : فهؤلاءِ لعبدي ولعبدي ما سألَ.
Dari uraian di atas. Hendaknya shalat kita jangan seperti shalatnya orang-orang munafiq. Yaitu; shalat diakhirkan dari waktunya, malas atau susah untuk berangkat ke mesjid, berpakaian tidak rapih dan tidak sopan, bacaan shalatnya pun secara tergesa-gesa bahkan tidak benar panjang pendeknya, termasuk tidak benar makhorijul hurufnya.
Karakter shalatnya orang-orang munafiqin sudah Alloh Swt jelaskan di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 142 ;
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا.
Semoga di bulan berkah ini, yaitu bulan rajab kita semua bisa isra dan mikraj secara majazi sehingga bisa sampai wushul. Artinya kita bisa melaksanakan shalat wushul atau sampai ke langit, yakni diterima oleh Alloh Swt secara langsung. Amiin Ya Alloh Ya Robbal’aalamiin….
Ditulis oleh: KH. Asep M. Tohir.
Diterjemahkan oleh: Ust. Dedi Ahmad Ramdhani
Marhaban biqudumikum…
Selamat datang di Web ini, portal informasi seputar Yayasan Miftahul Huda Al-Maskun (lembaga sosial, pendidikan dan keagamaan) di Garut Selatan Jawa Barat
Alhamdulillah, Masya Allah…. Terimakasih atas ilmunya
Sama- sama. Semoga bermanfaat
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
Thank you very much for your comment. We are happy with this. We will continue to create useful content as long as we can. Please pray and support us so that we continue to work by creating useful and dignified content.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
Hemm… thanks for the comment. This will be good criticism for us so that we will prioritize quality content and based on strong references. We realize how weak and how little knowledge we have. Apart from that, each of us has a different way of looking and thinking. And this shows that only Allah Subhanahu wata’ala has true knowledge. Wallohu’alam